Sabtu, 05 April 2014

MAKALAH ARTI PENTING AGAMA BAGI MANUSIA


MAKALAH
METODOLOGI STUDI ISLAM
ARTI PENTING AGAMA BAGI MANUSIA




Disusun Oleh :
Sagita Yolanda Afithsa (13210241)

Dosen Penguji :
Muslimin M.Pd.I


FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
2014


A.    PENGERTIAN AGAMA
Pengertian agama dari segi bahasa diberikan Harun Nasution, kata agama dikenal pula kata din dari bahasa arab dan kata religi dalam bahasa Eropa. Agama berasal dari Sanskrit kata itu tersusun dari dua kata, a:tidak dan gam:pergi , jadi agama tidak pergi, tetap ditempat, diwarisi secara turun-temurun.
Secara istilah agama adalah ajaran yang berasal dari Tuhan atau hasil renungan manusia yang terkandung dalam kitab suci yang turun temurun yang diwariskan oleh suatu generasi ke generasi dengan tujuan untuk memberi tuntunan dan pedoman hidup bagi manusia agar mencapai kebahagiaan dunia dan diakhirat.
Analisa :
Agama adalah kepercayaan setiap orang dimana masing-masing kepercayaan itu tertuju kepada Tuhan untuk suatu kelangsungan hidup setiap manusia didunia maupun dialam akherat.

B.      FUNGSI AGAMA DALAM KEHIDUPAN
Peranan agama bisa dilihat dari beberapa aspek :
1. Aspek keagamaan(religious) : agama menyadarkan manusia tentang siapa penciptanya.
2.  Secara asal usul(antropologis) : agama  memberitahukan kepada manusia tentang siapa, dari mana, dan mau kemana manusia.
3. Dari segi kemasyarakatan(sosiologis) : Sarana keagamaan sebagai lambang masyarakat yang keadaannya bersumber pada kekuatan yang dinyatakan berlaku oleh seluruh masyarakat. Fungsi : untuk memperkuat rasa soladaritas.
4. Secara kejiwaan(psikologis) : agama bisa meneteramkan, menenangkan dan membahagiakan kehidupan jiwa seseorang.
5. Dan secara moral(Ethics) : menunjukkan tata nilai dan norma yang baik dan buruk. Serta mendorong manusia berprilaku baik.

Analisa :
Fungsi agama dalam kehidupan manusia, sosial dan masyarakat itu adalah sebagai pedoman agar manusia mampu beradaptasi dimana ia berada dan sebagai pedoman dalam mendekatkan kepada diri Allah.
C.     KEBUTUHAN MANUSIA TERHADAP AGAMA
1.       Fitrah Manusia
                Karena dalam diri manusia terdapat potensi untuk beragama. Potensi beragama ini memerlukan pembinaan, pengarahan, dan pengembangan dan sebagainya dengan cara mengenalkan agama.
                Fitrah keagamaan yang ada dalam diri manusia ini lah yang melatarbelakangi perlu manusia terhadap agama. Oleh karena itu ketika datang wahyu Tuhan yang menyeru manusia agar beragama, seruan tersebut memang sejalan dengan fitrah nya. Dalam konteks ini, Al-Qur’an menyebutkan :
فَاَ قِمْ وَجْهَكَ لِلدِّ يْنِ حَنِيْفًا فَطْرَةَ اللهِ لَّتِى فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا.

Artinya : Hadapkan lah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia sesuai dengan fitrah itu.
(Q.S.Ar.Rum : 30)
            Bukti lain manusia sebagai makhluk potensi beragama dilihat dari bukti historis :
·         Pada manusia primitif : tidak ada informasi mengenai Tuhan akan tetapi mereka mempercayai Tuhan pada daya khayalan misalnya mempertuhankan benda-benda yang misterius(pohon kayu yang ratusan tahun).
·         Selanjutnya kekuatan misterius tersebut mereka ganti dengan istilah roh benda-benda misalnya danau yang dalam , gua yang gelap. Dengan diberi sesajen.
·         Selanjutnya dalam bentuk dewa misalnya berdoa dan menyembah.
Ketika potensi itu tidak diarah kan maka mereka mengambil bentuk bermacam-macam keadaan.
2.      Kelemahan dan Kekurangan Manusia
Quraish mengatakan walaupun Al-Quran menegaskan bahwa nafs berpotensi positif dan negatif, diperoleh bahwa pada hakikatnya potensi positif manusia lebih kuat dari pada potensi negatif hanya saja daya tarik keburukan lebih kuat dari pada daya tarik kebaikan.
Sifat-sifat keburukan pada manusia itu adalah berlaku zalim(aniaya), dalam keadaan susah payah(fi kabad), suka melampui batas(anid), sombong(khabar) dan ingkar.Karena itu lah manusia harus mendekatkan kan diri kepada Tuhan dengan bimbingan agama dan disinilah letak kebutuhan manusia terhadap agama.
Dalam kaum mu’tazilah dimana lebih mendahulukan akal dalam memperkuat argumentasinya , akan tetapi akal ini tidak selamanya dapat mengetahui yang baik dan buruk karena akal memiliki kelemahan.Dalam hal ini kaum mu’tazilah mewajibkan pada Tuhan agar menurunkan wahyu(agama) agar melengkapi akal tersebut. Secara tidak langsung, bahwa kaum mu’tazilah ini memandang bahwa manusia memerlukan akal.

3.      Tantangan Manusia
Karena manusia dalam kehidupan nya senantiasa menghadapi berbagai tantangan, baik yang datang dari dalam maupun luar.
Yang datang dari dalam misalnya dorongan hawa nafsu dan bisikan syetan dan datang dari luar yang secara sengaja berupaya ingin memalingkan manusia dari Tuhan misalnya menggunakan obat terlarang.
            Oleh sebab itu lah upaya membatasi dan membentengi manusia adalah dengan taat menjalankan agama dan menjahui larangan-Nya.
Analisa :
Kebutuhan manusia terhadap agama : 1. Fitrah manusia,  dimana setiap manusia itu memiliki kekuatan beragama, beragama didasari atas pengarah , pembimbingan dan pedoman yang tepat. 2. Kelemahan dan kekurangan manusia, setiap manusia itu mempunyai kekurangan dan kelemahan dimana sifat-sifat manusia itu dengki iri takabur yang membuat diri jauh dari Allah dan oleh sebab itu lah kita membutuhkan agama Allah. 3.Tantangan manusia dimana setiap kehidupan itu mempunyai halangan dan rintangan yang datang dari luar dan dalam , tantangan dari dalam dapat berupa nafsu syaitan , dan dari luar hiburan yang terlalu berlebihan contoh : shopping.


  1. DOKTRIN KEPERCAYAAN AGAMA
Doktrin berasal dari kata inggris”doctrine” yang berarti ajaran norma yang diambil dari wahyu yang diturunkan tuhan atau pemikiran mendalam dan filosofis yang diyakini mengandung kebenaran.

Dasar Islam :
a.       Iman kepada Allah
Adalah doktrin utama dalam islam yang tidak dapat ditawar-tawar lagi. Ia adalah dimensi ibadah yang terkait dengan petunjuk dan pertolongan Allah SWT atas hambanya.
b.      Kemustahilan Menemukan Zat Allah
Allah adalah maha esa baik dalam zat maupun perbuatan, esa dalam zat artinya Allah itu tidak tersusun dari beberapa bagian yang terpotong-potong dan dia pun tidak mempunyai kelompok.
Esa dalam perbuatan artinya tidak ada seorang yang mampu mengerjakan sesuatu yang menyerupai perbuatan Allah.
c.       Argumen Keberadaan Allah
Ada 3 teori yang menerangkan asal kejadian alam semesta yang mendukung keberadaan Tuhan :
1)      Paham yang mengatakan alam semesta ini ada dari yang tidak ada.
2)      Paham yang mengatakan bahwa alam semesta, alam ini berasal dari sel (jauhar)
3)      Paham yang mengatakan bahwa alam semesta itu ada yang menciptakan.
d.    Iman kepada Malaikat, Kitab Allah , dan Rasul Allah
1)      Malaikat Allah adalah makhluk ciptaan Allah yang khusus yang benar-benar mengabdi untuk menuntaskan kehendak Illahi, tidak seorang pun yang mengetahui hakikat malaikat kecuali Allah dan orang-orang yang telah ditentukan-nya.
2)      Kitab-kitab Allah merupakan alat yang dapat digunakan untuk Allah berkomunikasi dengan umat nya.
3)      Rasul-rasul Allah adalah orang yang diutus untuk menyampaikan berita rahasia, tanda-tanda yang akan datang.Jadi Rasul adalah orang yang diutus oleh Allah SWT untuk menyampaikan berita kepada umatnya.
Analisa :
Berdasarkan uraian tersebut dapat dipahami bahwa doktrin merupakan ajaran atau norma yang diambil dari wahyu yang diturunkan Tuhan dan mengandung kebenaran. Adapun doktrin dalam kepercayaan islam terdiri dari iman kepada, iman kepada kitab-kitab Allah dan iman kepada rasul-rasul Allah.










DAFTAR PUSTAKA

Oviyanti Fitri.2012.Metodologi Studi Islam.Palembang: Noer Fikri Offset

Anwar Rosihon dkk.2009.Pengantar Studi Islam.Bandung: Pustaka Setia

Nata Abuddin.2002.Metodologi Studi Islam.Jakarta: Raja Wali Press

Hakim,Atang Abd dkk.2012.Metodologi Studi Islam.Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset

http://khery-rastogi.blogspot.com/2013/06/manusia-dan-kebutuhan-doktrin-agama.html





MAKALAH KARAKTERISTIK STUDI ISLAM BERDASARKAN LATAR BELAKANG, TUJUAN STUDI DAN PRINSIP-PRINSIP DASAR EPISTEMOLOGI ISLAM


MAKALAH
METODOLOGI STUDI ISLAM
KARAKTERISTIK STUDI ISLAM BERDASARKAN LATAR BELAKANG, TUJUAN STUDI DAN PRINSIP-PRINSIP DASAR EPISTEMOLOGI ISLAM




Disusun Oleh :
Sagita Yolanda Afithsa (13210241)

Dosen Penguji :
Muslimin M.Pd.I


FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
2014
A.    Pengertian Metodologi Studi Islam
Menurut Bahasa, metode berasal dari bahasa Yunani yaitu meta(sepanjang), hodos(jalan), Jadi metode adalah suatu ilmu tentang cara atau langkah-langkah yang ditempuh dalam suatu displin tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.Menurut Istilah metode adalah ajaran yang memberi uraian, penjelasan, dan penentuan nilai.
Sedangkan metodologi berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos dan logos.Methodos arti cara, logos arti ilmu pengetahuan.Jadi Metodologi adalah ilmu tentang metode atau uraian tentang cara-cara dan langkah-langkah yang tepat untuk menganalisa sesuatu penjelasan atau penerapan cara.[1]
Analisa :
Metode itu adalah cara , sedangkan metodologi itu adalah cara kita untuk menjelaskan suatu permasalah yang terjadi.

A.    Arti Studi Islam
Islam berasal dari bahasa Arab terambil dari kosakata salima yang berarti selamat sentosa. Dari kata ini kemudian dibentuk menjadi kata aslama yang berarti memeliharakan dalam keadaan selamat, dan berarti pula berserah diri, patuh tunduk dan taat.[2]
Studi islam, bahasa inggris : Islamic studies, bahasa arab : dirosah al islamiyyah dapat diartikan kajian islam yang mengandung arti memahami, mempelajari atau meneliti islam sebagai obyek kajian. Jadi Studi islam merupakan sebuah usaha untuk mempelajari islam secara mendalam dan segala seluk-beluk yang berhubungan dengan agama islam.[3]
Analisa :
Studi islam adalah suatu cara mempelajari islam cara menyelami dan mengkaji yang ada dalam agama islam.
B.     Ruang Lingkup Studi Islam
Usaha mempelajari agama islam tersebut kenyataannya bukan hanya dilaksanakan oleh kalangan umat islam saja melainkan juga dilaksanakan oleh orang-orang diluar kalangan umat islam.
Dikalangan umat islam studi keislaman bertujuan untuk memahami, mendalami dan membahasa ajaran-ajaran islam agar mereka dapat melaksanakan dan mengamalkan secara benar, serta menjadikan nya sebagai pegangan hidup, sedangakan yang diluar kalangan umat islam studi keislaman bertujuan untuk mempelajari seluk-beluk agama dan praktek-praktek keagamaan yang berlaku dikalangan umat islam, yang semata-mata sebagai ilmu pengetahuan.
Agama sebagai obyek studi minimal dapat dilihat dari segi sisi :
a.       Sebagai doktrin dari Tuhan yang sebenarnya bagi para pemeluk nya sudah final dalam arti absolute, dan diterima apa ada nya.
b.      Sebagai gejala budaya, yang berarti seluruh yang menjadi kreasi manusia dalam kaitannya dengan agama, termasuk pemahaman orang terhadap doktrin agamanya.
c.       Sebagai interaksi social, yaitu realitas manusia.
Bila studi islam dapat dilihat dari tiga sisi, maka ruang lingkup studi islam dapat dibatasi pada tiga sisi tersebut. Oleh karena sisi doktrin merupakan suatu keyakinan atas kebenaran teks wahyu maka hal ini tidak memerlukan penelitian didalamnya.[4]
Analisa :
Jadi dalam mempelajari ruang lingkup studi islam hanya dibatasi pada 3 hal yakni : doktrin Tuhan , persoalan budaya dan interaksi social. Hal ini disebabkan karena untuk menghindari terjadi suatu perluasan materi yang tidak terbatas dan tanpa control.


C.     Urgensi Studi Islam
1.      Umat islam pada saat ini berada dalam kondisi problematika
Kita telah menyadari bahwa saat ini umat islam masih berada dalam posisi marginal(pinggiran) dan lemah dalam segala bidang kehidupan social budaya, dan harus berhadapan dengan dunia modern yang serba maju dan serba canggih.
Dalam posisi problematik, jika mereka hanya berpegang pada ajaran islam hasil penafsiran terdahulu yang merupakan warisan doktriner turun-temurun dan dianggapnya sebagai ajaran yang mapan, tidak ada keberanian untuk melakukan pemikiran ulang berarti mereka mengalami kemandegan intelektual yang pada akhirnya akan menghadapi masa depan yang suram.
2.      Melalui pendekatan yang bersifat objektif rasional studi islam diharapkan mampu memberikan alternatif pemecahan masalah atau jalan keluar dari kondisi yang problematic tersebut.Dengan tetap berpegang teguh pada sumber dasar ajaran islam yang asli dan murni yaitu Al-Quran dan As-Sunah.
3.      Pesat nya perkembangan dan ilmu pengetahuan telah membuka era baru dalam perkembangan budaya dan peradaban umat manusia, yang dikenal dengan era globalisasi. Pada era ini ditandai dengan semakin dekat nya jarak hubungan komunikasi antar  manusia, jadi semacam ini dibutuhkan aturan-aturan dan norma-norma. Masalah nya dari mana aturan-aturan dan norma-norma tersebut diperoleh? Umat manusia dalam sejarah dan peradaban memang telah berhasil menemukan aturan dan norma tersebut berupa : agama, filsafat, serta ilmu pengetahuan dan tekenologi.
Namun demikian agama telah ditinggalkan oleh perkembangan filsafat,ilmu pengetahuan dan teknologi.Dalam sejarah kebudayaan dan peradaban modern,agama dipandang tidak ada kaitannya bahkan tidak mampu mengontrol dan mengarahkan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.[5]
Analisa :
Jadi dalam hal ini urgensi studi islam merupakan hal-hal yang membahas mengenai fakta-fakta yang melatarbelakangi lahir nya dan berkembangnya studi islam.

D.    Tujuan Studi Islam
1.      Untuk mempelajari secara mendalam apa sebenernya(hakikat) agama islam itu
Studi islam dilaksanakan atas asumsi bahwa sebenarnya agama diturunkan Allah adalah untuk membimbing dan mengarahkan serta menyempurnakan pertumbuhan dan perkembangan agama-agama dan budaya umat manusia dimuka bumi ini.Allah telah menurunkan ajaran islam sejak fase awal dari pertumbuhan dan perkembangan akal dan budi daya manusia tersebut.[6]
2.      Untuk mempelajari secara mendalam pokok-pokok isi ajaran agama islam yang asli dan bagaimana penjabaran dan operasionalisasinya dalam pertumbuhan dan perkembangan budaya dan peradaban islam sepanjang sejarah
Bahwasan nya pokok-pokok isi ajaran islam ini sesuai dengan fitrah manusia(potensi dasar).Dari potensi fitrah ini lah manusia mampu mengatur dan menyusun suatu sistem kehidupan.Dengan kata lain,pokok-pokok isi ajaran agama islam tersebut mempunyai daya adaptasi dan berinteraksi dengan setiap system hidup dan lingkungan budaya yang dijumpainya.
3.      Untuk mempelajari secara mendalam sumber dasar ajaran agama islam yang tetap abadi dan dinamis
Agama islam sebagai agama samawi terakhir yang membawa ajaran-ajaran yang bersifat final dan mampu memecahkan masalah-masalah kehidupan manusia, menjawab tantangan dan tuntutanya sepanjang zaman. Sumber dasar ajaran agama islam tetap aktual dan fungsional terhadap permasalahan hidup dan tantangan serta tuntutan perkembangan.
4.      Untuk mempelajari secara mendalam prisnip-prinsip dan nilai-nilai dasar ajaran islam dan bagaimana realisasinya dalam mengarahkan serta mengontrol perkembangan budaya dan peradaban manusia pada zaman modern.
      Didalam era global umat manusia semakin membutuhkan nilai-nilai dan norma-norma yang bersifat universal yang diterima oleh semua umat manusia untuk mengontrol dan mengendalikan perkembangan, ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih, serta factor dinamika lainnya dari system budaya dan peradaban manusia modern menuju kondisi kehidupan yang adil dan makmur.[7]
Analisa :
Jadi fungsi studi islam disini adalah untuk mendalami hal-hal yang berkaitan dengan ajaran islam yang asli , serta untuk menentukan sesuatu yang harus dilakukan menurut tujuan studi islam yang paling mendasar.

E.     Prinsip-prinsip Dasar Epistemologi Islam
Epistemologi secara etimologi berasal dari kata Yunani episteme berarti pengetahuan, dan logos berarti teori.Epistemologi dapat didefinisikan sebagai cabang filsafat yang mempelajari asal mula atau sturuktur.
1.      Wahyu
Wahyu berasal dari kata arab Al-Wahy artinya “suara”, api dan kecepatan.Disamping itu wahyu mempunyai makna bisikan,isyarat, tulisan dan kitab. Selanjutnya al-wahy mengandung arti pemberitahuan secara tersembunyi dan dengan cepat. Namun dari sekian banyak arti, wahyu dikenal dalam arti apa yang disampai kan Allah kepada para Nabi. Dengan artian sabda Allah kepada orang pilihan-Nya. Agar diteruskan kepada umat manusia dalam perjalanan hidupnya baik didunia maupun diakhirat nanti. Dikalangan ulama sepakat bahwa penalaran dan akal pikiran adalah alat untuk memahami Al-Quran dan As Sunnah.
2.      Akal
      Pengetahuan lewat akal disebut aqli. Akal dengan indra dalam kaitan dengan pengetahuan satu dengan yang lain tidak dapat dipisahkan dengan tajam, bahkan sering berhubungan.
      Dalam pandangan islam, akal berbeda dengan otak. Akal dalam pandangan islam bukan otak melainkan daya pikir yang terdapat dalam jiwa manusia.Akal dalam islam merupakan tiga unsur yaitu pikiran, perasaan dan kemauan.

3.      Pengertian lewat indra(rasa)
      Adalah segala yang bisa diperoleh manusia lewat indra alam panca indra.Pengetahuan indra terwujud sentuhan dengan indrawi manusia dengan dunia luar(alam) dari sentuhan itu manusia memperoleh pengetahuan. Proses aktifitas dari luar maupun dalam , mulai dari menerima dan kemudian proses dikeluarkan maka jadi lah pengetahuan indrawi.[8]
Analisa :
Jadi prinsip-prinsip kebenaran dasar dalam studi islam dapat diketahui melalui beberapa sumber pengetahuan yakni wahyu, akal dan rasa.
DAFTAR PUSTAKA

Oviyanti Fitri.2012.Metodologi Studi Islam.Palembang: Noer Fikri Offset

Anwar Rosihon dkk.2009.Pengantar Studi Islam.Bandung: Pustaka Setia


Prof.Dr.H.Nata Abuddin, M.A.2011.Studi Islam Komprehensif.Jakarta: Kencana
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                 



[1] Fitri Oviyanti,Metodologi Studi Isam,Noer Fikri Offset,Palembang,2012,hlm.1-2
[2] Prof.Dr.H.Abuddin Nata,M.A.Studi Islam Komprehensif,Kencana,2011,hlm.11.
[3] Fitri Oviyanti,Metodologi Studi Isam,Noer Fikri Offset,Palembang,2012,hlm.3.
[4] Ibid,hlm.4-5.
[5] Rosihon Anwar dkk,Pengantar Studi Islam,Pustaka Setia,Bandung,2009,hlm.26-28.
[6] Ibid,hlm.33-34.
[7] Ibid,hlm.35-37.
[8] http://amrikhan.wordpress.com/2012/07/30/beberapa-prinsip-dasar-epistemologi-islam/